Senin, 12 Oktober 2009

Guru Tak Cukup Berbekal Sertifikat

SEMARANG- Jadi guru profesional tak cukup berbekal selembar kertas bukti lolos sertifikasi, setumpuk kertas portofolio bukti mengikuti seminar, pelatihan, atau berbagai kejuaraan.
Guru adalah narasumber bagi siswa atau masyarakat yang butuh ilmu sesuai dengan bidangnya. Maka guru profesional harus bisa diandalkan,” ujar Ketua Klub Guru Indonesia (KGI) Jawa Tengah, Mampuono SPd.
Agar jadi profesional pada era global dan digital, guru hendaknya mahir di bidangnya, mengerti dan memahami kurikulum beserta penerapan dan pengembangannya, serta menguasai pedagogik secara teoretis dan praktis beserta pengembangannya.
Setuju, menurut saya untuk menjadi guru yang profesional memang tak cukup dengan berbekal sertifikat saja, tapi guru harus memiliki kompetensi :
1. Kompetensi pedagogik
2. Kompetensi kepribadian
3. Kompetensi profesional
4. Kompetensi sosial

Jadi guru profesional tak cukup berbekal selembar kertas bukti lolos sertifikasi, setumpuk kertas portofolio bukti mengikuti seminar, pelatihan, atau berbagai kejuaraan. Guru adalah narasumber bagi siswa atau masyarakat yang butuh ilmu sesuai dengan bidangnya. Maka guru profesional harus bisa diandalkan, ujar Ketua Klub Guru Indonesia (KGI) Jawa Tengah, Mampuono SPd. Agar jadi profesional pada era global dan digital, guru hendaknya mahir di bidangnya, mengerti dan memahami kurikulum beserta penerapan dan pengembangannya, serta menguasai pedagogik secara teoretis dan praktis beserta pengembangannya.
Guru harus bisa jadi pendengar yang baik dan empatik, cakap berbicara di hadapan publik, terampil memotivasi dan menginspirasi, serta pembaca efektif dan broad minded.
Pendidik harus biasa riset dan menulis, mengaplikasikan ICT based learning, dan yang tak kalah penting menguasai bahasa internasional. Ujung Tombak Guru profesional adalah ujung tombak peningkatan kualitas pendidikan. Namun usaha pemerintah mewujudkan hal itu tak lancar jika guru tak mendukung.
Pemerintah jauh-jauh hari mengisyaratkan betapa penting migrasi guru konvensional menjadi profesional. Namun para guru cenderung adem-ayem. Guru, kata dia, perlu dimotivasi lagi agar berubah jadi profesional dan kompeten seiring perkembangan zaman. Mereka agen perubahan. Mau dibawa ke mana negeri ini, jika agen perubahan cenderung stagnan dan berpuas diri dengan embel-embel profesional cuma karena memiliki kertas tanda lolos sertifikasi ?
Keadaan itu mendorong KGI, saat peluncuran klub itu belum lama ini, mengadakan seminar internasional yang memanfaatkan video conference ke Inggris dan Kanada.
Perbedaan waktu tujuh dan 11 jam tak jadi masalah manakala information and communication technologies (ICT) dimanfaatkan secara optimal, ucap dia. Dia berharap kegiatan itu menginspirasi para guru akan manfaat ICT dalam kemajuan pendidikan.
Kami juga berharap terjadi migrasi besar-besaran dari guru konvensional jadi profesional. Tahun ini, KGI memprioritaskan kegiatan pada peningkatan penguasaan ICT bagi guru. Selain untuk mendukung program pemerintah mempercepat ICT literate, kegiatan itu sesuai dengan roda organisasi yang didukung ICT.
KGI bertekad berperan serta mempercepat transformasi ICT pada guru di Jawa Tengah. Mengingat, guru profesional perlu menguasai ICT secara memadai. Itu sejalan dengan KGI Pusat yang menggulirkan program Satu Guru Satu Laptop. Karena itu pada 1-2 Agustus, KGI Jawa Tengah menggelar seminar dan pameran The World is My Class.


Informasi lengkap bisa dilihat di situs www.jatengklubguru.com atau via Sukirno SPd. (0815426020). Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat *http://m.suaramerdeka.com* Dapatkan SM launcher untuk BlackBerry *http://m.suaramerdeka.com/bb/bblauncher/SMLauncher.jad*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar